28.9 C
Jakarta
Saturday, April 1, 2023
spot_img

Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS Hari Ini, 28 November 2022

Nilai tukar rupiah hari ini akan diwarnai oleh volatilitas mata uang global, termasuk dolar AS dan yuan China akibat protes di China terhadap lockdown Covid-19 yang menjadi sentimen risiko di pasar global.

Meskipun belum jelas bagaimana Beijing akan menanggapi gelombang protes terbaru, ancaman meningkatnya ketidakstabilan sosial dan tindakan keras pemerintah kemungkinan akan mendorong investor untuk beralih ke aset safe haven seperti dolar AS, yen, dan obligasi pemerintah.

Risiko yang meningkat juga dapat melemahkan permintaan untuk saham, komoditas, dan mata uang yang terkait dengan perdagangan dengan China, termasuk dolar Australia dan rand Afrika Selatan.

Pergantian peristiwa yang dramatis menambah ketidakpastian baru pada prospek ekonomi terbesar kedua di dunia dan pasarnya, sama seperti beberapa pelonggaran kendali virus baru-baru ini dan upaya penyelamatan properti telah membantu saham China rebound signifikan.

“Sentimen mungkin terpukul karena protes memicu kekhawatiran atas ketidakstabilan sosial di China dan investor asing dapat memangkas eksposur terhadap investasi China,” kata Ken Cheung, kepala ahli strategi FX Asia di Mizuho Bank Ltd. Hong Kong.

Secara terpisah, Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, sebelumnya sempat ada indikasi The Fed akan mengurangi pace kenaikan suku bunga. Hal ini sempat membuat rupiah dan sejumlah mata uang di Asia menguat.

“Namun kemudian melemah lagi, karena konsistensi pejabat The Fed soal kenaikan suku bunga masih terpecah. Ada yang bilang terus naik, ada yang bilang melambat, ini yang membuat penguatan rupiah cukup terbatas walaupun indeks dolarnya sudah turun ke level di bawah 106,” ujarnya dalam webinar.

Josua menegaskan, yang terjadi saat ini adalah dolar AS yang menguat, sejalan dengan kenaikan yield US Treasury sehingga nilai tukar rupiah dan semua mata uang Asia melemah serentak.

Tahun depan, lanjut Josua, penguatan permintaan dolar akan dipengaruhi oleh arah kenaikan suku bunga The Fed.

“Kalau naik pada kuartal I/2023 dan akan dipertahankan sampai akhir tahun, ada juga kecenderungan penguatan akan dolar lebih terbatas tahun depan. Itu terindikasi dari positioning dolar AS yang sudah mulai short. Jadi tekanan kepada rupiah tahun depan akan lebih reda dari tahun ini,” imbuhnya.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan dari dalam negeri, sentimen terhadap rupiah datang dari kinerja pemulihan ekonomi yang terus berjalan dan cukup kuat di tengah pandemi Covid-19. Pemulihan ini salah satunya ditopang oleh kinerja ekspor.

“Dengan membaiknya pertumbuhan ekonomi, akan membawa aliran dana asing Kembali masuk ke pasar finansial dalam negeri sehingga akan berdampak terhadap penguatan nilai mata uang rupiah,” ujar Ibrahim dalam risetnya.

Adapun untuk perdagangan hari ini, dia memprediksi rupiah berpotensi ditutup melemah di rentang Rp15.650-Rp15.700 per dolar AS.

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

0FansLike
3,755FollowersFollow
0SubscribersSubscribe
- Advertisement -spot_img

Latest Articles